PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) terus memperkuat komitmennya dalam menerapkan prinsip ESG sebagai bagian dari strategi bisnis. Salah satu upaya konkret yang dilakukan adalah meningkatkan pembiayaan hijau serta berpartisipasi dalam perdagangan karbon.
Direktur Utama BRI, Sunarso, menegaskan bahwa ESG bukan hanya tanggung jawab sosial, tetapi juga strategi bisnis yang mampu meningkatkan daya saing perusahaan dalam jangka panjang.
“Perubahan iklim bisa berdampak lebih besar dibandingkan volatilitas pasar. Oleh karena itu, kami aktif mendukung kebijakan pajak karbon Indonesia serta mekanisme perdagangan karbon,” ujarnya.
Dalam rangka mengurangi dampak lingkungan, BRI juga menerapkan strategi dekarbonisasi operasionalnya sendiri. Bank ini mulai mengurangi penggunaan kertas dengan sistem perbankan digital, serta mengadopsi energi hijau di kantor-kantor pusat dan cabang tertentu.
Selain itu, BRI secara aktif mendukung perusahaan-perusahaan yang ingin bertransisi menuju ekonomi hijau dengan memberikan berbagai fasilitas kredit ramah lingkungan.
Pembiayaan Berbasis ESG dan Pajak Karbon
BRI turut berperan dalam ekosistem perdagangan karbon dengan menyediakan skema pembiayaan bagi perusahaan yang ingin berinvestasi dalam teknologi rendah emisi.
Pada 2024, total pembiayaan hijau yang disalurkan BRI mencapai Rp 86,5 triliun, meningkat dari Rp 65,9 triliun pada 2020. Sebagian besar dana ini dialokasikan untuk proyek energi terbarukan dan efisiensi energi.
Selain itu, BRI juga memberikan insentif bagi nasabah yang aktif dalam program pengurangan emisi. Perusahaan yang mampu memenuhi standar ESG tertentu bisa mendapatkan suku bunga lebih rendah dalam skema kredit hijau BRI.
Dengan meningkatnya regulasi pajak karbon di Indonesia, banyak perusahaan mulai mencari cara untuk mengurangi emisi guna menekan biaya pajak yang harus dibayarkan. Salah satu solusi yang ditawarkan BRI adalah skema pembiayaan transisi energi yang memungkinkan perusahaan berinvestasi dalam teknologi rendah karbon tanpa harus mengeluarkan modal besar di awal.
Dengan langkah-langkah ini, BRI membuktikan bahwa ESG Indonesia dan kebijakan pajak karbon dapat berjalan seiring dengan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.