Investasi ESG Terpuruk di Tengah Sentimen Negatif
Sepanjang 2024, investasi berbasis Environmental, Social, and Governance (ESG) mengalami penurunan signifikan. Data dari Morningstar Sustainalytics menunjukkan bahwa aliran dana ke investasi ESG secara global hanya mencapai US$36 miliar. Angka ini merosot 50% dibandingkan tahun sebelumnya dan menjadi yang terendah sejak 2018.
Sebaliknya, pasar saham konvensional, terutama di Amerika Serikat, justru mengalami lonjakan. Meningkatnya sentimen anti-ESG serta regulasi yang lebih ketat di Eropa menjadi faktor utama anjloknya minat investor terhadap dana ESG.
Penyebab Penurunan Investasi ESG
Morningstar Sustainalytics mencatat bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan aliran investasi energi ESG jeblok sepanjang 2024:
- Kinerja yang Kurang Kompetitif
Saham-saham berbasis ESG, terutama di sektor energi hijau, mengalami tekanan akibat kenaikan suku bunga. Sektor ini sulit bersaing dengan saham konvensional yang menawarkan imbal hasil lebih tinggi. - Regulasi Ketat di Eropa
Uni Eropa semakin memperketat regulasi terkait greenwashing dalam investasi ESG. Akibatnya, banyak manajer aset menutup atau mengganti nama produk ESG mereka. Sepanjang 2024, terdapat 351 dana ESG yang ditutup atau digabungkan, sementara 115 dana lainnya menghapus label ESG dari namanya. - Sentimen Politik di Amerika Serikat
Terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS semakin memperburuk sentimen terhadap investasi ESG. Trump diketahui menentang kebijakan ESG dan lebih mendukung industri bahan bakar fosil. Sejak awal pemerintahannya, ia mulai mengurangi insentif energi terbarukan serta melemahkan regulasi terkait keberagaman dan keberlanjutan.
Tren Arus Dana ESG di Berbagai Wilayah
Tren penurunan investasi ESG tidak terjadi secara merata di seluruh dunia.
- Eropa masih menunjukkan minat terhadap investasi ESG, meskipun pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
- Di AS, investor justru menarik dana sebesar US$19,6 miliar dari investasi ESG sepanjang 2024. Ini merupakan kuartal kesembilan berturut-turut di mana aliran dana keluar mendominasi pasar ESG AS.
- Di pasar Asia, termasuk Indonesia, minat terhadap ESG masih bertahan, meskipun lebih selektif dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Masa Depan Investasi ESG
Meskipun menghadapi tantangan besar, investasi ESG masih memiliki prospek jangka panjang. Beberapa faktor yang dapat mendukung pemulihan aliran investasi ESG ke depan meliputi:
- Perubahan Kebijakan Global
Uni Eropa dan beberapa negara Asia masih berkomitmen terhadap keberlanjutan. Jika kebijakan global kembali berpihak pada ESG, investasi di sektor ini bisa bangkit kembali. - Teknologi Hijau yang Lebih Kompetitif
Inovasi dalam energi terbarukan dan teknologi hijau dapat membuat saham ESG lebih kompetitif terhadap sektor konvensional. - Meningkatnya Kesadaran Investor
Investor institusional besar seperti BlackRock, Vanguard, dan Norges Bank Investment Management tetap memasukkan faktor ESG dalam strategi jangka panjang mereka.
Meskipun 2024 menjadi tahun yang berat bagi investasi ESG, keberlanjutan tetap menjadi faktor penting dalam bisnis energi global. Perusahaan yang terus beradaptasi dengan standar ESG berpotensi mendapatkan keunggulan kompetitif di masa depan.