Skip links

Indonesia Resmikan Perdagangan Karbon Luar Negeri, Langkah Besar Menuju Ekonomi Berkelanjutan

Jakarta – Indonesia mencatat tonggak sejarah baru dalam perdagangan karbon dengan peresmian perdagangan internasional perdana unit karbon melalui Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon). Acara ini berlangsung di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI) dan dihadiri oleh berbagai pejabat tinggi pemerintah serta pemangku kepentingan terkait.

Peresmian oleh Pejabat Tinggi Negara

Peresmian ini dihadiri oleh Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar, serta Direktur Utama BEI Iman Rachman. Turut hadir pula pejabat dari Kementerian Keuangan, anggota DPR, serta perwakilan dunia usaha dan asosiasi terkait.

Menteri Hanif Faisol Nurofiq menegaskan bahwa perdagangan karbon luar negeri merupakan bukti komitmen Indonesia dalam menjalankan kesepakatan iklim global, terutama setelah pertemuan COP29. “Melalui sistem yang transparan dan berintegritas, Indonesia memastikan setiap Sertifikat Pengurangan Emisi (SPE) yang diterbitkan memiliki kredibilitas tinggi,” ujarnya.

Mekanisme dan Ekosistem Perdagangan Karbon

Pemerintah Indonesia telah memperkuat ekosistem karbon dengan berbagai inisiatif, seperti:

  • Sistem Registri Nasional (SRN) untuk pencatatan transaksi karbon.
  • Pengukuran, Pelaporan, dan Verifikasi (MRV) untuk memastikan keakuratan data emisi.
  • Sertifikat Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (SPE-GRK) sebagai instrumen utama perdagangan.
  • Otorisasi dan Corresponding Adjustment (CA) guna mencegah praktik double accounting dan meningkatkan transparansi.

Unit karbon yang telah diotorisasi mencapai 1.780.000 ton CO2e. Unit ini berasal dari sektor energi, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan PLTM Gunung Wugul.

IDXCarbon dan Perkembangannya

Sejak diluncurkan pada September 2023, IDXCarbon telah berkembang pesat. Hingga akhir 2024, jumlah partisipan yang terdaftar mencapai 100 perusahaan, meningkat signifikan dari hanya 16 peserta saat peluncuran. Selain itu, IDXCarbon telah memperdagangkan lebih dari satu juta ton unit karbon secara kumulatif.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, mengapresiasi percepatan realisasi perdagangan karbon internasional. “Kami menyambut baik langkah ini sebagai bagian dari upaya pemerintah dalam memperkuat posisi Indonesia di pasar karbon global,” katanya.

Dampak dan Harapan ke Depan

Perdagangan karbon luar negeri ini diharapkan mampu menarik investasi hijau dan memperkuat ekonomi berbasis keberlanjutan. Direktur Utama BEI, Iman Rachman, menambahkan bahwa IDXCarbon telah menerapkan standar terbaik dunia dalam perdagangan kuota emisi dan kredit karbon.

“Perdagangan internasional perdana ini menunjukkan kesiapan dan kelengkapan sistem IDXCarbon dalam mendukung pasar karbon domestik maupun global,” ungkapnya.

Keberhasilan perdagangan karbon bergantung pada kolaborasi erat antara pemerintah, sektor swasta, lembaga keuangan, dan berbagai pihak lainnya. Dengan langkah ini, Indonesia semakin memperkuat perannya dalam transisi menuju ekonomi hijau dan berkelanjutan.

Leave a comment