Skip links

5 Kesalahan Umum dalam Perhitungan Emisi GRK

Perhitungan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) menjadi fondasi penting dalam aksi mitigasi perubahan iklim global. Organisasi dari berbagai skala perlu mengukur dan melaporkan emisi GRK secara akurat. Informasi yang tepat memungkinkan penyusunan strategi pengurangan emisi yang efektif. Sayangnya, dalam praktik perhitungan emisi, seringkali dijumpai berbagai kesalahan. Kesalahan-kesalahan ini dapat menghasilkan data yang menyesatkan dan menghambat upaya pencapaian target keberlanjutan. Daunplus, sebagai perusahaan yang memiliki komitmen kuat terhadap prinsip ESG dan pengurangan emisi karbon, menyadari betul krusialnya perhitungan emisi GRK yang akurat dan komprehensif. Dengan memahami kesalahan-kesalahan ini, diharapkan perusahaan dapat meningkatkan kualitas pelaporan emisi mereka. Ini akan mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik dan berkontribusi pada upaya global dalam memerangi perubahan iklim.

1. Penggunaan Data yang Tidak Lengkap atau Tidak Akurat

Akurasi perhitungan emisi GRK sangat bergantung pada kualitas data aktivitas yang digunakan. Data ini mencakup informasi detail mengenai semua sumber emisi yang relevan bagi organisasi. Contoh sumber emisi meliputi penggunaan berbagai jenis bahan bakar, konsumsi energi listrik, penggunaan bahan baku, proses produksi, transportasi, hingga pengelolaan limbah. Jika data yang dikumpulkan tidak lengkap, perhitungan emisi akan kehilangan sebagian informasi penting. Akibatnya, total emisi yang dilaporkan menjadi lebih rendah dari yang sebenarnya. Hal ini dapat memberikan gambaran yang keliru tentang kinerja lingkungan perusahaan.

Selain kelengkapan, akurasi data juga memegang peranan krusial. Kesalahan dalam pencatatan jumlah bahan bakar yang digunakan, jam operasional peralatan penghasil emisi, atau volume produksi dapat secara signifikan mempengaruhi hasil perhitungan. Bahkan kesalahan kecil dalam penginputan data, jika terjadi secara berulang atau pada volume besar, dapat menghasilkan distorsi yang signifikan dalam laporan emisi. Daunplus merekomendasikan investasi dalam sistem pengumpulan data yang terintegrasi dan otomatis. Sistem ini dapat meminimalisir kesalahan manusia dan memastikan semua data relevan tercatat dengan baik. Pelatihan yang memadai bagi staf yang bertanggung jawab atas pengumpulan data juga sangat penting. Prosedur validasi data internal perlu diterapkan untuk mengidentifikasi dan mengoreksi potensi ketidakakuratan sebelum data digunakan dalam perhitungan emisi. Perusahaan yang mengutamakan data yang lengkap dan akurat memiliki fondasi yang kuat untuk menyusun strategi pengurangan emisi yang efektif dan terukur. Data yang valid juga penting untuk memenuhi persyaratan pelaporan dan membangun kepercayaan dengan para pemangku kepentingan.

2. Penerapan Faktor Emisi yang Salah

Faktor emisi (EF) berfungsi sebagai alat konversi yang mengubah data aktivitas menjadi perkiraan jumlah emisi GRK yang dihasilkan. Setiap jenis aktivitas penghasil emisi memiliki faktor emisi yang spesifik. Nilai faktor emisi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk jenis teknologi yang digunakan, efisiensi peralatan, jenis bahan bakar yang dibakar, dan bahkan lokasi geografis. Penggunaan faktor emisi yang tidak tepat merupakan kesalahan umum yang dapat menghasilkan perhitungan emisi yang jauh dari nilai aktual.

Sebagai contoh, menggunakan faktor emisi untuk pembakaran batu bara pada fasilitas yang menggunakan gas alam sebagai sumber energi akan menghasilkan perkiraan emisi yang sangat berbeda. Begitu pula, menggunakan faktor emisi rata-rata nasional untuk aktivitas yang seharusnya menggunakan faktor emisi spesifik untuk wilayah atau jenis teknologi tertentu akan menghasilkan ketidakakuratan. Daunplus menekankan pentingnya pemilihan faktor emisi yang paling relevan dan spesifik untuk setiap kategori sumber emisi dalam organisasi. Sumber-sumber informasi faktor emisi yang terpercaya meliputi laporan dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), publikasi dari kementerian atau badan lingkungan terkait di tingkat nasional dan internasional, serta basis data faktor emisi yang diakui secara global. Pemahaman yang mendalam tentang karakteristik setiap faktor emisi dan kesesuaiannya dengan konteks operasional perusahaan adalah kunci untuk menghasilkan perhitungan GRK yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Perusahaan perlu secara rutin memperbarui faktor emisi yang digunakan seiring dengan perkembangan teknologi dan perubahan regulasi.

3. Tidak Mempertimbangkan Seluruh Lingkup Emisi

Standar internasional untuk pelaporan emisi GRK, seperti yang ditetapkan oleh Greenhouse Gas Protocol, membagi sumber emisi menjadi tiga kategori utama yang dikenal sebagai lingkup (scope). Lingkup 1 mencakup emisi langsung yang berasal dari sumber-sumber yang dimiliki atau dikendalikan langsung oleh perusahaan. Contohnya termasuk emisi dari pembakaran bahan bakar pada boiler, generator, dan kendaraan operasional perusahaan, serta emisi proses industri. Lingkup 2 adalah emisi tidak langsung yang terkait dengan pembelian energi eksternal, terutama listrik, uap, pemanasan, dan pendinginan. Emisi ini terjadi di fasilitas penghasil energi, bukan di lokasi perusahaan itu sendiri. Lingkup 3 mencakup semua emisi tidak langsung lainnya yang timbul dari seluruh rantai nilai perusahaan, baik hulu maupun hilir. Ini termasuk emisi dari barang dan jasa yang dibeli, transportasi dan distribusi, limbah yang dihasilkan, penggunaan produk oleh konsumen, hingga investasi.

Praktik umum menunjukkan bahwa banyak organisasi cenderung fokus terutama pada perhitungan emisi Lingkup 1 dan Lingkup 2 karena data untuk kategori ini lebih mudah diakses dan dikumpulkan. Namun, seringkali emisi Lingkup 3 merupakan bagian terbesar dari total jejak karbon suatu perusahaan. Jika emisi Lingkup 3 tidak dipertimbangkan secara komprehensif, laporan emisi tidak akan memberikan gambaran yang utuh dan akurat mengenai dampak total perusahaan terhadap perubahan iklim. Daunplus mendorong perusahaan untuk melakukan upaya yang lebih besar dalam mengidentifikasi dan menghitung emisi Lingkup 3. Meskipun pengumpulannya lebih kompleks, pemahaman yang menyeluruh tentang emisi di seluruh rantai nilai memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi area-area dengan potensi pengurangan emisi terbesar dan melibatkan para pemangku kepentingan dalam upaya keberlanjutan yang lebih efektif. Pelaporan ketiga lingkup emisi memberikan transparansi yang lebih besar dan membantu perusahaan dalam menyusun strategi mitigasi yang lebih holistik dan berdampak.

4. Tidak Melakukan Verifikasi dan Validasi

Untuk memastikan akurasi dan kredibilitas perhitungan emisi GRK, proses verifikasi dan validasi memegang peranan yang sangat penting. Verifikasi adalah proses evaluasi independen oleh pihak ketiga untuk memastikan bahwa laporan emisi GRK telah disusun sesuai dengan metodologi dan standar yang berlaku. Pihak ketiga yang independen akan meninjau data, metode perhitungan, dan asumsi yang digunakan untuk memastikan kesesuaian dengan standar seperti ISO 14064 atau standar pelaporan lainnya. Proses verifikasi memberikan keyakinan kepada para pemangku kepentingan bahwa data emisi yang dilaporkan dapat dipercaya dan akurat.

Validasi, di sisi lain, adalah proses untuk memastikan bahwa sistem dan proses perhitungan emisi GRK telah diimplementasikan dengan benar dan mampu menghasilkan data yang akurat secara konsisten. Validasi seringkali dilakukan pada tahap awal implementasi sistem pelaporan emisi. Tidak melakukan verifikasi dan validasi dapat menimbulkan keraguan terhadap keandalan data emisi yang dilaporkan. Tanpa adanya tinjauan independen, potensi kesalahan dalam perhitungan atau interpretasi data mungkin tidak terdeteksi. Daunplus menyarankan perusahaan untuk secara berkala melakukan verifikasi dan validasi laporan emisi GRK mereka oleh pihak ketiga yang kompeten. Langkah ini tidak hanya meningkatkan kredibilitas laporan tetapi juga membantu mengidentifikasi area-area di mana perbaikan dalam sistem perhitungan emisi dapat dilakukan. Laporan emisi yang terverifikasi dan tervalidasi memberikan dasar yang lebih kuat untuk pengambilan keputusan strategis terkait pengurangan emisi dan pelaporan keberlanjutan.

5. Kurang Memperhatikan Uncertainty

Setiap perhitungan emisi GRK pasti mengandung tingkat ketidakpastian (uncertainty). Ketidakpastian ini dapat bersumber dari berbagai faktor yang melekat pada proses perhitungan. Sumber ketidakpastian dapat meliputi keterbatasan dalam akurasi data aktivitas yang tersedia, variabilitas dalam faktor emisi yang digunakan (terutama jika menggunakan faktor emisi generik), asumsi-asumsi yang dibuat dalam perhitungan (terutama untuk emisi tidak langsung), serta keterbatasan dalam metodologi perhitungan itu sendiri. Mengabaikan atau kurang memperhatikan tingkat ketidakpastian ini dapat menghasilkan interpretasi data emisi yang kurang tepat dan dapat mengganggu efektivitas upaya mitigasi perubahan iklim.

Penting bagi perusahaan untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan melaporkan tingkat ketidakpastian yang terkait dengan perhitungan emisi GRK mereka. Metode kuantitatif dan kualitatif dapat digunakan untuk menganalisis ketidakpastian. Misalnya, perusahaan dapat melakukan analisis sensitivitas untuk melihat bagaimana perubahan dalam asumsi atau data input dapat mempengaruhi hasil perhitungan emisi. Pelaporan mengenai tingkat ketidakpastian memberikan transparansi yang lebih besar tentang keandalan data emisi. Hal ini memungkinkan para pemangku kepentingan untuk memahami batasan-batasan data yang disajikan dan menghindari interpretasi yang terlalu absolut.

Daunplus merekomendasikan perusahaan untuk mengadopsi pedoman dan praktik terbaik dalam mengelola dan melaporkan ketidakpastian dalam perhitungan emisi GRK. Dengan memahami dan mengakui adanya ketidakpastian, perusahaan dapat mengambil keputusan yang lebih bijaksana dan merencanakan upaya mitigasi dengan lebih realistis.

You may also like

Leave a comment